Tunggu Sebentar...
Detail Informasi

Penulis : Siti Nur Karomah


Sebagai seorang penulis tentu harus bisa menyusun sebuah kalimat yang baik dan benar agar apa yang ditulis tidak memberikan makna berbeda kepada pembaca. Akan tetapi seringkali kita temui kesalahan-kesalahan penggunaan kata atau kalimat yang seringkali tidak disadari perbedaan maknanya oleh pembaca. Contoh kesalahan penulisan yang sering ditemui adalah penggunaan kata di dan pada, beberapa orang mungkin akan menganggap bahwa kekeliruan penggunaan kata ”di” dan ”pada” tidak berdampak besar terhadap makna kalimat, akan tetapi sebagai seorang penulis tentu kita harus tau bagaimana menggunakan preposisi di dan preposisi pada dengan tepat.

Kata di dan pada merupakan bentuk preposisi tempat berada. Preposisi dalam artian lain kata depan. menurut Chaer (1990) preposisi terletak di sebelah kiri nomina hingga membentuk frasa eksosentris dalam sebuah kalimat biasanya mengisi fungsi keterangan. sedangkan Kridalaksana, dkk. (1985) menjelaskan bahwa preposisi merupakan kategori partikel atau kata tugas. preposisi memiliki banyak bentuk seperti preposisi tempat berada, preposisi tempat asal, dan preposisi tempat tujuan. Preposisi tempat berada diantaranya yaitu di, pada, dalam, antara. Keempat jenis preposisi tempat berada tersebut memiliki kegunaannya masing-masing (Saryono & Aksara, 2021). 

Dari keempat jenis preposisi tempat berada kata di dan pada lah yang seringkali menimbulkan kekeliruan dalam penggunaannya. Sebenarnya mudah saja membedakan penggunaannya. Preposisi di digunakan untuk menandai tempat contohnya seperti: di rumah, di taman, di depan mushola. Sedangkan  Preposisi pada digunakan untuk menyatakan tempat berada dengan jenis Nomina insani atau hewan selain itu juga preposisi pada digunakan untuk menyatakan waktu (Sumarti et al., 2021) contohnya seperti: pada sore hari, sepatu itu saya berikan pada Hendrick.

Walau sudah cukup jelas perbedaan keduanya, nyatanya masih banyak ditemukan kesalahan penggunaan kata preposisi di dan kata preposisi pada contoh penulisan yang salah misalnya seperti: 

”Di hari kamis aku pergi ke pasar”

Penggunaan preposisi di jelas salah, karena di merupakan preposisi yang menyatakan tempat. Seharusnya adalah menggunakan preposisi pada. Kuncinya untuk preposisi di digunakan untuk nomina tempat sedangkan preposisi pada digunakan untuk preposisi waktu, instansi, dan nama.

Selain kekeliruan penggunaan preposisi di dan preposisi pada, penulis juga sering kali tidak bisa membedakan kata depan yang harus disambung dengan kata depan yang harus dipisah, kata depan ini seperti di dan ke. Seringkali dijumpai kesalahan penulisan kata depan di dan ke. sebenarnya mudah saja untuk membedakannya, cukup mengingat bahwa kata depan yang menunjukan keterangan tempat dan waktu maka penulisan kata depan cenderung dipisah, misalnya seperti: di rumah, di sekolah, ke kantor, ke pasar.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan ketika menuliskan kata di adalah dengan memperhatikan perannya apa itu sebagai awalan atau kata depan. Bagaimana cara membedakan awalan dengan kata depan?. Cara yang paling efektif untuk membedakannya yaitu dengan memberikan imbuhan me pada kata yang mengikutinya, contohnya seperti: dirajut (dapat diberikan imbuhan me) menjadi merajut. Jika suatu penggunaan kata di digabungkan dengan kata yang mengikutinya maka kata tersebut bukanlah kata depan melainkan awalan.

Untuk penggunaan kata di yang dipisah dapat dilihat berkebalikkan dengan kata awalan. Pada kata di yang dipisah ditandai dengan kalimat yang tidak dapat diubah menjadi kalimat aktif. Contohnya seperti  sinta bersembunyi di balik tirai. Kalimat ini tidak bisa diubah menjadi kalimat aktif menjadi sinta bersembunyi membalik tirai, jika diubah menjadi kalimat aktif maka akan mengakibatkan perbedaan makna dan menjadikan makna kalimat tersebut menjadi tidak logis (Kholidah et al., 2021). Oleh karena itu, bentuk kata di dalam kalimat tersebut merupakan bentuk kata depan yang harus dipisah.

Lalu kenapa kata balik pada kalimat Sinta bersembunyi di balik tirai mengakibatkan kata di dipisah, padahal jika diperhatikan kata balik bukanlah berupa kata tempat maupun waktu. Hal lainnya perlu diperhatikan dalam penulisan kata depan di adalah tidak semua kata depan di harus secara langsung bersinggungan dengan kata tempat seperti di jakarta atau di halaman. Kata depan di dapat juga disandingkan dengan kata seperti sini, sana, situ, dan balik dengan syarat bahwa kata tersebut tetap merujuk pada suatu tempat misalnya seperti: aku melihat seekor kepiting di sana. Kata di sana merujuk pada suatu tempat dimana aku melihat seekor kepiting. Begitupula dengan kata balik pada kalimat sinta bersembunyi di balik tirai. Memang tidak secara langsung kata di bertemu dengan kata tempat tetapi secara penggunaan kata di merujuk pada suatu tempat  yaitu di balik tirai.

Nah, bagaimana dengan kalimat aku akan selalu ada di hatimu. mari kita teliti  kata hati merupakan nomina lalu kenapa penggunaan kata di dipisah pada kalimat tersebut? perlu diperhatikan kembali bahwa kata hati pada kalimat tersebut tidak menunjukan konteks nomina tetapi kata tempat, karena setelah kata hati digunakan pelengkap lainnya yaitu kata kamu atau mu yang disatukan penulisannya dengan kata hati menjadi hatimu, penambahan kata tersebut merubah kata yang awalnya nomina menjadi kata tempat yaitu hatimu, makna dalam kata tersebut merujuk pada tempat sehingga penulisan kata di dipisah. selain itu kata hatimu tidak bisa diberi imbuhan me sehingga kalimatnya tidak bisa diubah menjadi kalimat aktif.

Kesalahan-kesalahan penggunaan kata depan atau preposisi tersebut seringkali dijumpai dalam penulisan. Bahkan banyak surat kabar atau media membaca lainnya yang masih banyak menggunakan tata penulisan yang keliru. Oleh karena itu sebagai penulis sudah seharusnya kita memiliki kemampuan memilih bahan bacaan yang berkualitas karena bahan bacaan tersebut akan mempengaruhi ciri khas penulisan seseorang.

REFERENSI

Kholidah, U., Rosidah, A., & Yahya, A. (2021). Pemakaian Kata Penghubung Dan Kata Depan Yang Tidak Tepat Dalam Bahasa Indonesia Di Sma Muhammadiyah Pringsewu. Jurnal Bagimu Negeri, 5(2), 58–64. https://doi.org/10.52657/bagimunegeri.v5i2.1580

Saryono, D., & Aksara, B. (2021). Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia: Kalimat. Bumi Aksara. https://books.google.co.id/books?id=fOUhEAAAQBAJ

Sumarti, E., Salamah, U., Sriwulandari, Y. A., Budiawana, R. Y. S., Prasetyo, H. R., Mangera, E., Simega, B., & Anisah, G. (2021). MENGGAGAS KAJIAN LINGUISTIK INDONESIA PADA ERA KELIMPAHAN. UNISMA PRESS. https://books.google.co.id/books?id=WJhfEAAAQBAJ